Jumat, 11 Maret 2016

makalah AGAMA Tobat dan Raja



A.   Pengertian Tobat
Kata tobat berasal dari bahasa Arab at-taubah, yang kerjanya adalah ruju’, kembali. Menurut istilah tobat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan dengan niat sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan pernah mengulangi perbuatan maksiat tersebut.
Kesimpulannya yaitu Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
Hukum bertobat adalah wajib bagi setiap Muslim atau Muslimat yang sudah mukalafaf (balig dan berakal). Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.
*      “Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)
  1. Syarat diterimanya Taubat yaitu;
1)            Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya.
2)            Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.
3)            Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.
4)            Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
5)            Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya.
6)            Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut.
7)            Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).
Namun, apabila dosanya terhadap sesame manusia, maka syarat tobat selain yang diatas tersebutditambah dua syarat yaitu:
1.      Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
2.      Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaanya
Perlu pula disadari dan diketahui oleh setiap orang yang telah berbuat dosa, bahwa seseorang yang membaca istigfar (mohon ampunan dosa kepada Allah), tetapi terus-menerusberbuat dosa, ia akan dianggap telah mengolok-olo Tuhannya. Dem ikian juga seseorang yang berbuat dosa, dan baru bertobat ketika sakarotul maut” (nyawanya sudah berada di tenggorokan) maka tobatnya tidak akan diterima Allah.
Kriteria orang yang bertaubat
1.      Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya. 
إِلاَّالَّذِينَتَابُواْمِن بَعْدِذَلِكَوَأَصْلَحُواْفَإِنَّاللهغَفُورٌ رَّحِيمٌ
         
        Artinya : “Selain orang-orang yang taubat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan
perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang. (QS Ali Imran : 89)

2.      Taubat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Taubat semacam ini sudah tidak dapat diterima 

تُبْتُالآنَ حَضَرَأَحَدَهُمُالْمَوْتُقَالَإِنِّي وَلَيْسَتِالتَّوْبَةُلِلَّذِينَيَعْمَلُونَالسَّيِّئَاتِحَتَّىإِذَا وَلاَالَّذِينَيَمُوتُونَوَهُمْكُفَّارٌأُوْلَئِكَأَعْتَدْنَالَهُمْعَذَابًاأَلِيمًا


        Artinya : “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak pula (diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.” (QS An Nisa : 18)

3.      Taubat nasuha atau taubat yang sebenar-benarnya. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Taubat semacam inilah yang dinilai paling tinggi
إِلَىاللَّهِتَوْبَةًنَّصُوحًاعَسَىيَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواتُوبُوا
يرَبُّكُمْأَنيُكَفِّرَعَنكُمْسَيِّئَاتِكُمْوَيُدْخِلَكُمْجَنَّاتٍتَجْرِ
لَايُخْزِياللَّهُالنَّبِيَّوَالَّذِينَآمَنُوامَعَهُنُورُ مِنتَحْتِهَاالْأَنْهَارُيَوْمَ
أَيْدِيهِمْوَبِأَيْمَانِهِمْيَقُولُونَ هُمْيَسْعَىبَيْنَ
قَدِيرٌ كُلِّشَيْءٍ رَبَّنَاأَتْمِمْلَنَانُورَنَاوَاغْفِرْلَنَاإِنَّكَعَلَى

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:` Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu `. (QS. At Tahrim [66]: 8)

  1.  Keutamaan Taubat
Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
1)            Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
... bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÎ/º§q­G9$# =Ïtäur šúï̍ÎdgsÜtFßJø9$# ÇËËËÈ 
 “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
2)            Taubat merupakan sebab keberuntungan.
Allah ta’ala berfirman
#þqç/qè?ur n<Î) «!$# $·èŠÏHsd tmƒr& šcqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ
 “Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
3)            Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya.
Allah ta’ala berfirman
tA$s% ô`yJÏ9 ÿ¼çms9öqym Ÿwr& tbqãèÉKtGó¡n@ ÇËÎÈ
 “Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman
`tBur z>$s? Ÿ@ÏJtãur $[sÎ|¹ ¼çm¯RÎ*sù ÛUqçGtƒ n<Î) «!$# $\/$tGtB ÇÐÊÈ
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
4)            Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
y#n=sƒmú .`ÏB öNÏdÏ÷èt/ ì#ù=yz (#qãã$|Êr& no4qn=¢Á9$# (#qãèt7¨?$#ur ÏNºuqpk¤9$# ( t$öq|¡sù tböqs)ù=tƒ $xî ÇÎÒÈ žwÎ) `tB z>$s? z`tB#uäur Ÿ@ÏHxåur $[sÎ|¹ y7Í´¯»s9'ré'sù tbqè=äzôtƒ sp¨Ypgø:$# Ÿwur tbqßJn=ôàム$\«øx© ÇÏÉÈ
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)
5)            Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.
Allah ta’ala berfirman,
tûïÏ%©!$#ur (#qè=ÏHxå ÏN$t«Íh¡¡9$# ¢OèO (#qç/$s? .`ÏB $ydÏ÷èt/ (#þqãZtB#uäur ¨bÎ) y7­/u .`ÏB $ydÏ÷èt/ Öqàÿtós9 ÒO‹Ïm§ ÇÊÎÌÈ
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)
6)            Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
`tBur ö@yèøÿtƒ y7ÏsŒ t,ù=tƒ $YB$rOr& ÇÏÑÈ ô#y軟Òムã&s! Ü>#xyèø9$# tPöqtƒ ÏpyuŠÉ)ø9$# ô$é#øƒsur ¾ÏÏù $ºR$ygãB ÇÏÒÈ žwÎ) `tB z>$s? šÆtB#uäur Ÿ@ÏJtãur WxyJtã $[sÎ|¹ šÍ´¯»s9'ré'sù ãAÏdt6ムª!$# ôMÎgÏ?$t«Íhy ;M»uZ|¡ym 3 tb%x.ur ª!$# #Yqàÿxî $VÏm§ ÇÐÉÈ
 “Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
7)            Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
bÎ*sù öNçFö6è? uqßgsù ׎öyz öNà6©9
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian...” (QS. At Taubah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
bÎ*sù (#qç/qçGtƒ à7tƒ #ZŽöyz öNçl°; ( bÎ)ur (#öq©9uqtGtƒ ãNåkö5Éjyèムª!$# $¹/#xtã $VÏ9r& Îû $u÷R9$# ÍotÅzFy$#ur 4 $tBur öNçlm; Îû ÄßöF{$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur 9ŽÅÁtR ÇÐÍÈ

 “Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (QS. At Taubah: 74)
8)            Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman,
žwÎ) šúïÏ%©!$# (#qç/$s? (#qßsn=ô¹r&ur (#qßJ|ÁtGôã$#ur «!$$Î/ (#qÝÁn=÷zr&ur óOßgoÏŠ ¬! šÍ´¯»s9'ré'sù yìtB šúüÏZÏB÷sßJø9$# ( t$ôqyur ÏN÷sムª!$# tûüÏZÏB÷sßJø9$# #·ô_r& $VÏàtã ÇÊÍÏÈ
 “Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)
9)            Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.
Allah ta’ala berfirman,
ÏQöqstƒur (#rãÏÿøótFó$# öNä3­/u ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) È@Åöãƒ uä!$yJ¡¡9$# Nà6øn=tæ #Y‘#uôÏiB öNà2÷ŠÌtƒur ¸o§qè% 4n<Î) öNä3Ï?§qè% Ÿwur (#öq©9uqtGs? šúüÏB̍øgèC ÇÎËÈ
 “Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)
10)         Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
tûïÏ%©!$# tbqè=ÏJøts z¸öyèø9$# ô`tBur ¼çms9öqym tbqßsÎm7|¡ç ÏôJpt¿2 öNÍkÍh5u tbqãZÏB÷sãƒur ¾ÏmÎ/ tbrãÏÿøótGó¡our tûïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä $uZ­/u |M÷èÅur ¨@à2 &äóÓx« ZpyJôm§ $VJù=Ïãur öÏÿøî$$sù tûïÏ%©#Ï9 (#qç/$s? (#qãèt7¨?$#ur y7n=‹Î6y öNÎgÏ%ur z>#xtã ËÅspgø:$# ÇÐÈ  
“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS.Al Mu’min: 7).

11)         Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
ª!$#ur ߃̍ムbr& z>qçGtƒ öNà6øn=tæ ߃̍ãƒur šúïÏ%©!$# tbqãèÎ7­Gtƒ ÏNºuqpk¤9$# br& (#qèÏÿsC ¸xøŠtB $VÏàtã ÇËÐÈ
 “Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi Allah dan diridhai-Nya.
12)         Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)
13)         Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah ta’ala,
žxx. ( @t/ tb#u 4n?tã NÍkÍ5qè=è% $¨B (#qçR%x. tbqç6Å¡õ3tƒ ÇÊÍÈ
 “Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Al Albani).
C.      Beberapa amalan yang dapat menghapus dosa :
1. Berwudhu
2. Mengerjakan shalat fardhu dan shalat jumat
3. Bersujud dalam shalat
4. Mengerjakan puasa ramadhan
5. Mengerjakan shalat taraweh
6. Mengerjakan haji dan umrah
7. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
8. Bersabar dalam penderitaan
9. Mendoakan orang tua
10. Bersedekah
D.     Beberapa Hikmah taubat
1. Menyebabkan turunnya rahmat dari Allah swt.
2. Membebaskan diri dari kesalahan, melapangkan diri dari kesempitan dan mengalirkan rizki
3. Membersihkan jiwa
4. Meningkatkan keimanan
5. Memberikan kekuatan
6. Menghindarkan diri dari azab Allah SWT.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar